Selasa, 31 Januari 2012

Teori Perkembangan Kognitif Piaget


Belajar merupakan pandangan kognitif merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran, seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.
            Menurut Piaget perkembangan kognitif dipengaruhi oleh tiga proses dasar, yaitu asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi. Secara singkat, asimilasi adalah pemaduan data baru dengan struktur kognitif yang ada. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif terhadap situasi baru dan ekulibrasi adalah penyesuaian kembali yang terus-menerus dilakukan antara asimilasi dan akomodasi (Gredler,1994:311). Piaget membagi proses pengembangan kognitif menjadi beberapa tahapan, dimana pada setiap tahapnya memiliki cirri dan disesuaikan dengan umurnya. Pada setiap proses perkembangan ini selalu terjadi proses asimilasi dan akomodasi dan kesetimbangan (ekulibrasi).
            Menurut Piaget, setiap individu mengalami tingkat perkembangan intelektual sebagai berikut : (1). Sensori motor (0-2 tahun); (2) pra- operasional (2-7 tahun); (3) Operasional kongkret (7-11 tahun); (4) Operasi formal (11 tahun keatas) (Ratna Willis Dahar, 1989:152). Piaget berpendapat bahawa proses berpikir manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual konkret ke abstrak berurutan melalui empat tahapan tersebut.

Teori Belajar Konstruktivisme


Teori belajar kontruktivisme menyatakan bahwa belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti teks, dialog, pengalaman fisis dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan.
Proses tersebut antara lain bercirikan : Belajar berarti membentuk makna, konstruksi arti itu adalah proses yang terus menerus, belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta melainkan lebih suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru, proses belajar sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut, hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajaran dengan dunia fisik dan lingkungannya serta hasil belajar seseorang  tergantung pada apa yang telah diketahui pelajar : Konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi  interaksi dengan bahan yang dipelajari. Menurut teori konstruktivisme suatu prinsip yang paling penting adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa., tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan dibenaknya